Isun Wong Cirebon Isun Wong Cirebon Author
Title: Kampung Adat Keputihan di Cirebon
Author: Isun Wong Cirebon
Rating 5 of 5 Des:
Kab. Cirebon, IWC. - Kampung Adat Keputihan merupakan salah satu kampung adat yang ada di Kabupaten Cirebon. Sebagai masyarakat adat d...
Kab. Cirebon, IWC. - Kampung Adat Keputihan merupakan salah satu kampung adat yang ada di Kabupaten Cirebon. Sebagai masyarakat adat dalam kehidupan sehari-harinya masih menjaga dan memelihara adat istiadat leluhurnya termasuk arsitektur rumah. Kampung Adat Keputihan yang terletak di Desa Kertasari Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon suasana sejuk dan damai masih terasa di daerah tersebut. Selain sejuk, banyaknya pepohonan yang berdiri kokoh menaungi hampir seluruh areal kampung yang dihuni puluhan warga yang masih kokoh mempertahankan keyakinananya, menambah keasrian dan keindahan tersendiri bagi siapa saja yang datang.

Yang menarik dari kampung ini adalah keteguhan mereka untuk menjaga warisan budaya leluhurnya. Bukti-bukti tradisi leluhur yang paling mencolok dan begitu kukuh tak tergoyahkan oleh perubahan zaman adalah salah satunya bangunan rumah warganya yang masih begitu tradisional yakni hanya memakai dinding dari bilah-bilah bambu yang di anyam hingga membentuk pagar rapat, beratapkan atap yang terbuat dari welit yaitu daun tebu kering yang disusun sedemikian rupa dan dijepit dengan bilah bambu di tiap ujungnya, dan lantai yang dibiarkan tak berplester apalagi berkeramik alias hanya beralaskan tanah.

Seperti yang dituturkan salah satu warga bahwa genteng merupakan barang haram di dusun ini karena konon tiap kali ada warga Kampung Adat Keputihan yang menggunakan genteng sebagai atap rumahnya maka orang tersebut dipastikan akan terkena musibah seperti selalu sakit-sakitan dan bahkan meninggal mendadak. Warga sendiri tak tahu persis bagaimana awalnya hal itu bisa terjadi dan apa penyebabnya, hanya saja karena korban yang berjatuhan tiap rumahnya beratapkan genteng tidak hanya menimpa pada satu atau dua warga maka warga Kampung Adat Keputihan ini kemudian percaya bahwa rumah di kampung ini tak boleh menggunakan genteng sebagai atapnya.

Kampung Adat Keputihan yang luasnya hanya sekitar 10 hektar ini disebut juga sebagai tanah kesucian. Dari kata kesucian inilah munculnya nama Keputihan, nama tersebut muncul dari penuturan terlalu cepat dan ada juga yang berpendapat dari kesamaan (sinonim) “suci”. Salah satu mata pencaharian warga sekitar adalah membuat jaring net voly atau tenis dan sebagai buruh tani.

Jika Anda ingin menikmati suasana pedesan yang masih begitu kental dengan budaya leluhur maka Kampung Adat Keputihan bisa menjadi salah satu tempat yang perlu dikunjungi. Selain warga sekitar ramah, Kampung Adat Keputihan ini sangat cocok untuk melepas penat setelah sekian lama disibukkan oleh berbagai pekerjaan yang menuntut.

Lihat keseruan IWC saat berkunjung ke Kampung Adat Keputihan di Sini.

Tentang Kami

Iklan

Posting Komentar

 
Top